Beranda | Artikel
Kejanggalan Kisah Abu Hamzah yang Masuk Sumur
Selasa, 17 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Kejanggalan Kisah Abu Hamzah yang Masuk Sumur ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin,  1 Rabi’ul Akhir 1445 H / 16 Oktober 2023 M.

Kajian Tentang Kejanggalan Kisah Abu Hamzah yang Masuk Sumur

Salah satu kisah yang mereka angkat di dalam bab ini adalah kisah yang dinukil dari Abu Hamzah Al-Khurasani. Dia bercerita: “Pada suatu hari aku melakukan perjalanan untuk menunaikan Haji. Saat berada di tengah perjalanan, aku terjatuh dan terjerembab dalam sebuah sumur.”

Dia melanjutkan kisahnya: “Jiwaku mendorong agar berteriak minta tolong, tapi aku meyakinkan diri dengan berkata: ‘Tidak, demi Allah, aku tidak akan minta tolong kepada siapapun.’ Saat pikiran itu berlalu, tiba-tiba dua orang melintas di pinggir sumur. Salah satunya berkata kepada temannya: ‘Mari kita tutup sumur yang terletak di tengah jalan ini.’ Tak lama kemudian, keduanya membawa kayu dan tikar. Maka aku berkomat-kamit, seraya bergumam: ‘Mohonlah pertolongan yang lebih dekat denganmu (maksudnya Allah), daripada kedua orang itu.’ Maka aku pun tetap diam hingga keduanya menutup sumur tersebut.”

Jadi maksudnya di sini adalah dia tetap bertahan untuk tidak minta tolong kepada orang yang ada di atas sumur itu yang mungkin saja bisa menolongnya. Dia tetap kukuh untuk tidak minta tolong kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lebih dekat dengannya, katanya gitu.

Kisah-kisah seperti ini tentunya sering diangkat oleh kaum Sufi untuk menjelaskan tentang kehebatan tawakal mereka, bergantungnya mereka kepada Allah, kepasrahan mereka, dan sejenisnya.

Tapi ada sisi kekonyolan di sini. Tentu saja dalam kondisi seperti ini, naluri manusia pasti minta tolong untuk bisa selamat, apalagi dua orang yang ada di atas sumur itu mau menutup sumur tersebut. Tapi begitulah, kisah-kisah seperti ini makruf di kalangan mereka, dan mereka suka dengan kisah-kisah seperti ini.

Dia melanjutkan kisahnya: “Tiba-tiba datang sesuatu membuka lubang sumur yang sudah ditutup itu dan menjulurkan kedua kakinya ke bawah. Dengan bahasanya, dia berseru: ‘Berpeganglah!’ Spontan aku berpegangan padanya sampai dia mengeluarkanku dari dalam sumur. Saat aku lihat, ternyata sesuatu itu adalah binatang buas.”

Ini lebih konyol lagi, di sini dia minta bantuan kepada binatang buas, kalau dia minta tolong kepada Allah, tentunya dia tidak perlu menyambut kedua kaki binatang buas itu ketika terjulur ke bawah. Dia tetap saja minta tolong sama Allah. Tapi demikianlah kisah-kisah seperti ini kadang-kadang tidak masuk akal dan terlalu mengada-ngada.

Dia melanjutkan ceritanya: “Kemudian seorang memanggilku ‘Wahai Abu Hamzah, bukankah itu baik adanya, kami menyelamatkanmu dari kebinasaan dengan kebinasaan.`”

Setelah keluar dari sumur itu, Abu Hamzah bersyair: “Rasa maluku padamu mencegah diri ini untuk utarakan keinginanku, minta tolong kepada makhluk. Kedekatanku dengan Allah telah mencukupi jiwa ini. Hingga tak perlu aku ungkapkan harapan itu.”

Jadi di sini dia menjelaskan tentang tawakalnya yang tinggi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga dia tidak mau minta tolong kepada siapapun, walaupun dalam kondisi yang berkaitan dengan keselamatan jiwa. Tapi kebanyakan kisah-kisah seperti ini tidak benar, hanya kisah-kisah fiktif.

Ibnul Jauzi Rahimahullah mengatakan bahwa kalangan Sufi berbeda pendapat tentang sosok Abu Hamzah yang jatuh ke dalam sumur ini. Jadi tokoh yang ada di dalam kisah ini juga masih diperselisihkan, siapa ini Abu Hamzah. Abu Abdurrahman As-Sulami mengatakan dia adalah Abu Hamzah Al-Khurasani, seorang sufi yang sebaya dengan Al-Junaid. Tapi menurut riwayat lainnya, ada yang mengatakan dia adalah Abu Hamzah Ad-Dimashqi (dari Damaskus, bukan dari Khurasan). Sementara yang lain, yaitu Abu Nuaim Al-Hafiz, mengatakan bahwa dia adalah Abu Hamzah Al-Baghdadi (dari Baghdad), yang nama aslinya Muhammad bin Ibrahim. Al-Khatib juga menyebut nama Abu Hamzah itu di dalam tarikhnya, dan dia juga menyebut kisah tersebut.

Dari situ saja kita bisa tahu bahwa kisah ini diada-adakan saja. Tidak bisa dipastikan kebenarannya.

Maka Ibnu Jauzi mengatakan bahwa siapapun Abu Hamzah di dalam kisah tersebut (dan kalau kisah tersebut benar) yang jelas dia telah bertindak keliru. Dia menyalahi syariat dengan sikap diamnya, membantu hawa nafsunya dengan tidak minta tolong kepada orang lain. Sudah seharusnya dia berteriak dan mencegah sumur itu ditutup oleh dua orang yang dilihatnya tadi, sebagaimana dia wajib membela diri dari orang yang bermaksud membunuhnya.

Tentunya ketika kedua orang di atas sumur itu ingin menutup sumur, ini sama dengan ingin mencelakakan dirinya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53478-kejanggalan-kisah-abu-hamzah-yang-masuk-sumur/